
Menurut
bentuk pertunjukkan
Dibedakan
menjadi 2 yaitu
- Tari Topeng Cirebon : bentuk
pertunjukkan Tari Topeng Cirebon memiliki bermacam-macam bentuk yaitu :
· Topeng Babarang / Baragan
· Topeng Hajatan / Dinaan
· Topeng Ngunjung
· Topeng Kuputarung
- Topeng Priangan : topeng Priangan
hanya tersaji dalam satu bentuk saja yang lebih bersifat entertaintment
(hiburan).
Susunan
penyajian
1. Tari Topeng Cirebon memiliki lima bagian
penyajian yaitu :
Ø Panji : dilakukan pada bagian pertama,
karakteristiknya halus atau lungguh, memakai kedok yang berwarna putih.
Ø Pamindo/Samba : menggambarkan seorang raja
yang menginjak dewasa yang serba ingin tahu, gerakannya enerjik, lincah dan
penuh dinamika.
Ø Rumyang : menggambarkan seseorang yang
beranjak dewasa dan serba ingin tahu terhadap lingkungan sekitarnya. Gerakannya
lincah, lembut, tegas dan terputus-putus dengan kedok berwarna merah jambu
(pink).
Ø Tumenggung/Patih : karakteristik Tumenggung
adalah gagah. Tarian ini dilatarbelakangi oleh kisah Tumenggung Magang Diraja
yang diutus untuk menaklukkan Jinggananom. Kedok yang harus digunakan oleh
tokoh Tumenggung adalah Slasi, Drodos dan Sanggan. Sementara tokoh Jinggananom
memakai kedok Tatag Prekicil, Peloran dan Mimis.
Ø Kelana/Rowana: menggambarkan personalitas
raja yang gagah dan angkara murka. Kedok yang digunakan berwarna merah tua atau
kecoklatan. Dengan ciri khas berkumis dan berjambang tebal, serta memakai
mahkota susun emas.
Didalam
pertunjukkan topeng Cirebon yang utuh, terdapat beberapa macam kedok bodor yang
juga ikut ditampilkan, antara lain kedok tembeb, pentul dan dayun.
2. Tari Topeng Priangan mencakup tiga watak
yaitu :
Tari
Topeng Tumenggung, menggambarkan watak seorang pejabat tinggi yang karismatik,
berpengaruh dan disegani masyarakat sekitarnya.
Tari
Topeng Kencana Wungu, menggambarkan karaktek yang lincah dan dinamis, dengan
kedok berwarna telor asin.
Tari
topeng kelana : menggambarkan karakter yang enerjik dan kasar
Tari
Topeng Cirebon
Tari
topeng Cirebon pada dasarnya merupakan
seni tari tradisional masyarakat Cirebon yang secara spesifik menonjolkan
penggunaan penutup muka berupa topeng atau kedok oleh para penari pada waktu
pementasannya. Topeng Cirebon menyimbolkan bagaimana asal mula Sang Hyang
Tunggal ini memecahkan diriNya dalam pasangan-pasangan kembar saling
bertentangan itu, seperti terang dan gelap, lelaki dan perempuan, daratan dan
laut. Dalam tarian ini digambarkan lewat tari Panji, yakni tarian yang pertama.
Empat tarian sisanya adalah perwujudan emanasi dari Hyang Tunggal tadi. Sang
Hyang Tunggal membagi diriNya ke dalam dua pasangan yang saling bertentangan,
yakni “Pamindo-Rumyang”, dan “Patih-Klana”. Inilah sebabnya kedok
“Pamindo-Rumyang” berwarna cerah, sedangkan “Patih-Klana” berwarna gelap (merah
tua).
Tari
topeng cirebon sendiri dapat digolongkan ke dalam lima karakter pokok topeng
yang berbeda yaitu :
Topeng
Panji. Digambarkan sebagai sosok manusia yang baru lahir, penuh dengan
kesucian, gerakannya halus dan lembut. Tarian ini bagi beberapa pengamat tarian
merupakan gabungan dari hakiki gerak dan hakiki diam dalam sebuah filosofi
tarian.
Topeng Samba, menggambarkan fase ketika
manusia mulai memasuki dunia kanak-kanak, digambarkan dengan gerakan yang
luwes, lincah dan lucu.
Topeng Rumyang merupakan gambaran dari fase
kehidupan remaja pada masa akhil balig
Topeng
Tumenggung, gambaran dari kedewasaan seorang manusia, penuh dengan
kebijaksanaan layaknya sosok prajurit yang tegas, penuh dedikasi, dan loyalitas
seperti pahlawan
Topeng Kelana/Rahwana merupakan visualisasi dari
watak manusia yang serakah, penuh amarah, dan ambisi. Sifat inilah yang
merupakan sisi lain dari diri manusia, sisi “gelap” yang pasti ada dalam diri
manusia. Gerakan topeng Kelana begitu tegas, penuh dengan ambisi layaknya sosok
raja yang haus ambisi duniawi.
Kelima
karakter tari topeng Cirebon bila dikaitkan dengan pendekatan ajaran agama
Islam dapat dijelaskan sebagai berikut
Topeng
Panji merupakan akronim dari kata MAPAN ning kang SIJI, artinya tetap kepada
satu yang Esa atau dengan kata lain Tiada Tuhan selain Allah SWT.
Topeng Samba Berasal dari kata SAMBANG atau
SABAN yang artinya setiap. Maknanya bahwa setiap waktu kita diwajibkan
mengerjakan segala Perintah- NYA.
Topeng Rumyang. Berasal dari kata Arum / Harum
dan Yang / Hyang (Tuhan). Maknanya bahwa kita senantiasa mengharumkan nama
Tuhan yaitu dengan Do’a dan dzikir
Topeng
Temenggung. Memberikan kebaikan kapada sesama manusia, saling menghormati dan
senantiasa mengembangkan silih Asah, Silih Asih dan Silih Asuh
Topeng
Klana. Kelana artinya Kembara atau Mencari. Bahwa dalam hidup ini kita wajib
berikhtiar.
Fungsi
Tari Topeng Cirebon :
Tari
Topeng Cirebon memang difungsikan oleh Sultan Cirebon Syekh Syarif Hidayatullah
atau yang lebih dikenal dengan gelar Sunan Gunung Jati sebagai alat dakwah
untuk menyebarkan ajaran agama Islam di tanah Cirebon pada awal perkembangan
Islam di Cirebon, sehingga karakter dan gerakan setiap topeng memiliki nilai
filsafat yang menggambarkan kebijaksanaan, kepemimpinan, cinta bahkan angkara
murka serta menggambarkan perjalanan hidup manusia sejak lahir hingga dewasa.
Referensi
- http://nesaci.com
-
http://guruipsgempol1.wordpress.com
- http://cerbonan.wordpress.com
- http://dwirinawati75.blogspot.com/2012/12/tari-topeng_9250.html
0 komentar:
Posting Komentar