Anekdot


Anekdot merupakan Cerita singkat yang menarik karena lucu atau humoris  dan mengesankan yang biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Anekdot bisa saja sesingkat pengaturan dan provokasi dari sebuah kelakar. Anekdot selalu disajikan berdasarkan pada kejadian nyata melibatkan orang-orang yang sebenarnya, apakah terkenal atau tidak, biasanya di suatu tempat yang dapat diidentifikasi. Terkadang menghibur, anekdot bukanlah lelucon, karena tujuan utamanya adalah tidak hanya untuk membangkitkan tawa, tetapi untuk mengungkapkan suatu kebenaran yang lebih umum daripada kisah singkat itu sendiri, atau untuk melukiskan suatu sifat karakter dengan ringan sehingga ia menghentak dalam kilasan pemahaman yang langsung pada intinya.

Struktur Anekdot
    1.     Abstrak adalah bagian di awal paragraf yang berfungsi memberi gambaran tentang isi teks. Biasanya bagian ini menunjukkan hal unik yang akan ada di dalam teks. 
    2.    Orientasi adalah bagian yang menunjukkan awal kejadian cerita atau latar belakang bagaimana peristiwa terjadi. Biasanya penulis bercerita dengan detil di bagian ini. 
    3.    Krisis adalah bagian dimana terjadi hal atau masalah yang unik atau tidak biasa yang terjadi pada si penulis atau orang yang diceritakan.
    4.    Reaksi adalah bagian bagaimana cara penulis atau orang yang ditulis menyelesaikan masalah yang timbul di bagian Krisis tadi. 
    5.    Koda merupakan bagian akhir dari cerita unik tersebut. Bisa juga dengan memberi kesimpulan tentang kejadian yang dialami penulis atau orang yang ditulis. 
 
    Kaidah Anekdot
     1. Menggunakan waktu lampau, seperti : Saya menemukannya semalam.
2. Menggunakan pertanyaan rotoris, seperti : Apakah kamu tahu?
3. Menggunakan kata sambung (konjungsi) waktu, seperti : kemudian, setelah itu, dll.
4. Menggunakan kata kerja, seperti: pergi, tulis, dll.
5. Menggunakan kalimat perintah
6. Menggunakan kalimat seru.

   
     Contoh Anekdot Prosa.....
BELAJAR PKN
( Yoga Romdoni – X IPA 2 )

            Suatu hari, Ibu Siti mengajar pelajaran PKn di SD Sukasari. Kebetulan ia baru pertama kali mengajar, karena ia baru lulus kuliah dan ditugaskan untuk mengajar di SD Sukasari. Saat masuk kelas, suasana kelas masih biasa-biasa saja.
            Lalu Kepada Sekolah memperkenalkan kepada muridnya tentang guru barunya. “Anak-anak, hari ini kita kedatangan guru baru.” Kata Kepala Sekolah. “Siapa nama gurunya Pak?” Tanya salah satu siswa. “Namanya Ibu Siti, dia akan mengajar pelajaran PKn.” Jawab Kepala Sekolah. Akhirnya Kepala Sekolah meninggalkan kelas dan Bu Siti langsung memperkenalkan dirinya. “Anak-anak, nama ibu adalah Ibu Siti. Ibu akan mengajarkan kalian materi PKn.” Kata Ibu Siti.
            Setelah Ibu Siti memperkenalkan dirinya, ia langsung mengajarkan materi tentang konstitusi. Setelah pemberian materi selesai, Ibu Siti memberikan pertanyaan untuk muridnya. “Anak-anak siapa yang tahu apa kepanjangan dari UUD?“ Tanya Ibu Siti. Semua anak-anak diam. Suasana menjadi hening, seperti tidak ada yang ingin menjawab pertanyaan dari Ibu Siti. Akhirnya Ibu Siti menunjuk Budi untuk menjawab pertanyaannya. “Coba Budi, apa kepanjangan dari UUD?” Tanya Ibu Siti. “Ujung Ujungnya Duit bu!” jawab Budi dengan lantang.
            Anak-anak yang lain pun tertawa atas jawaban Budi. Sedangkan Bu Siti hanya mengeleng-gelengkan kepalanya. Lalu Ibu Siti bertanya ”Mengapa kamu menjawab seperti itu?” Budi pun menjawab “Karena setiap hal yang kita inginkan pasti ujung-ujungnya duit. Tidak hanya di lingkungan pemerintah saja, namun hingga lingkungan sekolah pun juga ujung-ujungnya duit bu.” Anak-anak yang lainnya tercengang dengan jawaban Budi, sedangkan Bu Siti hanya memikirkan apa yang telah dikatakan Budi.
            Akhirnya Bu Siti melanjutkan materi pelajarannya dan menanggapi jawaban Budi tadi. Kelas pun kembali kondusif.


Contoh Anekdot Puisi


Jakarta Berevolusi
(Kelompok 7 Andi Muhammad Syahrul, Iman Arta, Yehezkiel Dwi, Yoga Romdoni)

Ku Tahu kota ini makmur
Baik lingkungan dan Alamnya
Sejak kecil hingga besar
Ku sangat mengenal kotaku ini
            Kota ini jantungnya perekonomian negara ini
            Kota ini bagaikan rumah sakit
            Yang buka hingga 24 jam
            Yang tak pernah berhenti melakukan aktivitasnya
Namun kini semuanya berubah
Dulu kota ini tak seperti sekarang ini
Jakarta berubah!
Hingga ku tak mengenal kota ini
            Apakah ini kesalahan kita?
            Apakah ini hanya mimpi semata?
            Tentu tidak!
            Ini benar-benar terjadi
Penguasa negeri ini menguasai semuanya
Rakyat kecil tertindas tak dapat berbuat apa-apa
Ku berharap, suatu saat
Akan ada pemerintah yag dapat merubah kota kita
Kota Jakarta
 



Contoh Anekdot Drama :

Diceritakan disebuah negeri antah berantah, yang sampai saat ini terkenal dengan masalah “sampahnya”. Masyarakat dan para pejabat pun mulai jenuh menangani hal ini.

Jajang : “Hah (mengeluh) sampah lagi sampah lagi.... (garuk-garuk kepala).”
Budi : “Alah kalo gini mah udah biasa Ko, gak perlu ditanyain lagi.”
Jajang : “Tapi lama-lama bosen juga ngurusi ini melulu. Lihat tuh sampah berserakan   dimana-mana. (menunjuk kearah jalan)
Budi : “Iya juga sih, mana masyarakat udah gak pada peduli lagi. Pemerintah juga kurang memberi sanksi yang tegas.”
Jajang : “Lama-lama masalah ini buat aku geram... (menggengam tangannya). Bisa-bisa gue balik nih jalan.”
Budi : “Emang kamu bisa balik ini jalan??”
Jajang : “Ya gak mungkin lah, mesti impossible. Hanya pengungkapan saja, kamu aja yang katro.”
Budi : “Akhir-akhir ini juga sering terjadi kasus-kasus korupsi juga.”
Jajang : “Ya aku juga liat baik di televisi, internet maupun koran semua terekspose. Makin geram aja sama ini negeri.”
Budi : “Sama aku juga capek denger berita kayak gitu. Dimana-mana ada sampah yang berkeliaran dan tersiar diberbagai media.”
Jajang : “Ya menurutku “sampah” seperti itu harus segera dibuang dan dibakar sekalian kalau bisa.”
Budi : “Ya jangan saking geramnya, kamu berlaku terlalu kasar. Kalau menurut pendapatku ya para koruptor itu memang pantas menyandang status “sampah” dan dalangnya pun gak hanya dikalangan masyarakat saja, para pejabat juga ikut terlibat.”
Jajang : “Pantas saja negeri ini sering disebut sampah. Yuk angkat sampah-sampah ini dulu nanti kita sambung lagi.”
Budi : “Oke baiklah.”

Setelah mengumpulkan sampah dan mengangkat sampah-sampah tersebut Jajang dan Budi kembali melanjutkan perbincangan.

Jajang : “Nah kalau begini kan enak dipandang. Hihi (nyengir).”
Budi : “Ya juga Ko, kalau bisa kita ikutkan Adiwiyata biar jadi yang terbersih.”
Jajang : “Ya ya bisa jadi bisa jadi. Haha (ketawa)”
Budi : “Wah gue ngomong serius kamunya malah ketawa....”
Jajang : “Maaf maaf hehe... Oh ya semoga aja generasi yang mendatang tidak seperti yang sekarang ini ya, cuma itu aja harapanku...”
Budi : “Aku juga sama, semoga lebih baik, lebih maju, lebih cinta lingkungan dan anti korupsi... Setuju.. (mengacungkan jempol)”
Jajang : “Setuju banget seratus persen dan sepuluh rius”
          Sejak saat itu negeri ini pun menjadi hijau dan anti sampah juga. Ini semua berkat mereka berdua yang mampu merubah negeri ini menjadi seperti ini.
 (Sumber : http://handcreationpratama.blogspot.com/2014/02/contoh-drama-teks-anekdot.html)



1 komentar:

Unknown mengatakan...

kak,makna tersirat dari contoh anekdot puisi apa?

Posting Komentar